Maafkan Aku Ibu

Ku terbangun tengah malam, lalu ku tengok kemar ibuku [sepeti biasa ku lakukan jika ku terbagun].
Ku buka pintu kamarnya dan ku dapati ibuku sedang tidur lelap. Hatiku tertawa lucu karena ku amati ibuku tidur sepeti bayi. Mungkin waktu ku masih bayi dulu ibuku juga sering tertawa ketika mengamati tidurku.[duuh…ibu…sepertinya kau sudah lelah sekali setelah menjalani hidup sekian lama, maafkan aku karena sampai saat ini aku belum dapat membahagiakanmu].
Setelah itu ku tutup kembali pintu kamarnya perlahan agar tidak membuatnya terbangun.

Seorang Wanita, Kentut dan Syaikh Hatim bin ‘Alwan

Syaikh Abu Ali al-Daqqaq bercerita:

Suatu hari seorang wanita mendatangi Syaikh Hatim bin ‘Alwan untuk menanyakan sebuah masalah. Namun di tengah pembicaraan tiba-tiba wanita tersebut -tanpa disengaja- mengeluarkan [maaf] kentut yang bisa dipastikan suaranya juga terdengar oleh Syaikh Hatim bin ‘Alwan. Kontan saja hal itu membuat wanita itu memerah wajahnya karena sangat malu. Menyadari hal itu Syaikh Hatim bin ‘Alwan berkata: “Tolong keraskan suaramu!”, berlagak seolah ia tuli [padahal sebenarnya Syekh Hatim bin ‘Alwan tidak tuli] yang berarti ia tidak mendengar suara kentut agar wanita itu tidak malu. Dan benar saja, ketika mendapati Syaikh Hatim bin ‘Alwan sepertinya tidak mendengar suara kentutnya, wanita itu merasa senang dan tidak merasa malu lagi sambil meneruskan pembicaraan. Oleh sebab kejadian itulah Syaikh Hatim bin ‘Alwan diberi julukan ” الأصَمُّ ” (yang tuli). Allahummaghfir lahu…

Salah Satu Pelebur Dosa

Sayyidina Ali r.a. bercerita:

Seorang laki-laki pernah datang kepada Rasulullah SAW.kemudian ia berkata: ” Wahai Rasulullah, aku telah berbuat maksiat, bersihkan diriku wahai Rasul.” Kemudian Rasulullah SAW bertanya: ” Apa yang telah kau perbuat?” Laki-laki itu menjawab: “Aku malu menceritakannya padamu wahai Rasul.” Mendengar itu Rasulullah SAW langsung berkata: Continue reading Salah Satu Pelebur Dosa